Tentang Irarutu
Suku Irarutu adalah salah satu suku terbesar di Papua Barat yang tersebar di pantai dan pegunungan di tiga kabupaten yaitu, Kabupaten Teluk Bintuni, Kaimana dan Fakfak.
Suku Irarutu itu identik dengan cinta kasih, toleransi, pluralisme, kemanusiaan (humanity).
Disebut demikian karena sebelum dan sesudah agama disebarkan di pesisir Teluk Arguni, Teluk Bintuni dan Fakfak masyarakat suku ini sangat terbuka dengan setiap perbedaan, hidup berdampingan dengan harmonis bersama saudaranya yang berbeda keyakinan
Secara harafiah pemaknaan Irarutu menurut perspektif beberapa orang tua yang dijumpai :
Iraru berarti bahasa, ungkapan, tuturan. Sedangkan Tu bermakna Benar. Irarutu bermakna berbahasa yang benar.
Irarutu di dalam Sirus
Sirus dan Irarutu adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Disetiap kampung memiliki sirus sebagai penanda bahwa masyarakat suku ini hidup beradap yang beradat.
Sirus terdiri dari satu lantai yang luas dengan atap yang dibuat dari daun-daun sagu dinding gaba-gaba, papan dan atau pancangan kayu dengan ciri khas desain berbentuk rumah panjang dengan satu pintu utama (kadang dua: satu di depan dan satu di belakang), lantainya disangga oleh tiang pilar penyangga dengan berjeruji di bagian atas dindingnya.
Sirus adalah rumah panjang, rumah bagi semua orang. Rumah edukasi yang memberikan pemahaman baru tentang akar rumput dan nilai-nilai budaya masa lampau dalam upaya memahami budaya.
Filosofi Sirus
1. Simbol Perekat Masyarakat Adatis
Sirus adalah rumah panjang tempat mengumpulkan masyarakat adat.
2. Simbol Prestise
Sirus adalah simbol prestise : kehormatan, wibawa dan kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat adat Irarutu. Mereka yang masuk dan duduk di dalam sirus adalah masyarakat yang menjujung kewibawaan kehidupan adatis.
3. Simbol Perdamaian
Saat salah satu klan dengan klan lainnya saling bertikai maka Kpar (Kepala Suku) menjadikan sirus sebagai sarana mediasi kedua belah pihak yang bertikai. Segeram apapun seseorang untuk mengalahkan orang lain saat memasuki sirus dan duduk bersila sangat terasa 'daya magis' yang 'mengambil alih' kegeraman itu.
Fungsi Sirus
1. Tempat menyusun strategi
Saat terjadi ekspedisi Hongi atau suatu bentuk pelayaran serta pengawasan pemerintahan zaman VOC Belanda yang bertujuan menjaga keberlangsungan monopoli rempah-rempah termasuk Hak Ekstirpasi yatu hak memusnahkan pohon Pala atau Cengkeh termasuk wilayah Teluk Bintuni, Kaimana dan Fakfak. Sirus mengumpulkan masyarakat untuk menyikapi hal ini dan beberapa leluhur tertawan pada masa itu.
2. Tempat Belajar
Menyediakan ruang belajar bagi anak usia sekolah saat tidak tersedia bangunan sekolah.
3. Tempat pembinaan spiritual
Sebelum injil menjangkau masyarakat adat, sirus adalah tempat berkumpul untuk memenuhi 'panggilan' namun sejak injil diberitakan sirus difungsikan sebagai tempat pembinaan spiritual kristiani.
Sirus bukanlah sekedar bangunan sirus adalah penanda masyarakat suku Irarutu telah hidup dalam peradaban jauh sebelum agama dan pendidikan menjangkau mereka.
Penulis : Pdt. NTh. Essuruw, M.Si (Wakil Ketua I Sinode GPI Papua)