Keterangan Gambar : Bapak Rudy Falirat (Wakil Ketua I Sinode GPI Papua) dalam Kegiatan Konferensi Misi Nasional
Waisai, Raja Ampat – Sebuah peristiwa bersejarah terjadi di Waisai, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya, pada tanggal 26-29 Agustus 2024. Konferensi Misi Nasional Penerjemahan Alkitab, yang berlangsung selama empat hari, berhasil menarik perhatian berbagai kalangan, mulai dari pemimpin gereja hingga komunitas penerjemah Alkitab di seluruh Indonesia. Dengan mengusung tema besar "Injil Bagi Setiap Suku di Indonesia" dan subtema yang berbunyi "Kasih Kristus Menggerakkan Kesatuan Gereja dalam Penuntasan Amanat Agung Melalui Penerjemahan Alkitab bagi Suku-Suku di Indonesia," acara ini menjadi momentum penting dalam perjalanan gereja di Indonesia untuk memastikan bahwa setiap suku di negeri ini dapat mendengar Firman Tuhan dalam bahasa ibu mereka.
Konferensi ini merupakan hasil kerja sama yang kuat antara Konferensi Misi Nasional Penerjemahan Alkitab dengan Yayasan Katidaya Sahabat Indonesia, sebuah lembaga yang memiliki komitmen tinggi dalam mendukung upaya penerjemahan Alkitab ke dalam berbagai bahasa daerah di Indonesia. Kolaborasi ini tidak hanya melibatkan organisasi-organisasi penerjemahan Alkitab, tetapi juga gereja-gereja lokal dari berbagai denominasi yang tersebar di seluruh Nusantara. Bersama-sama, mereka tergabung dalam Gerakan Penerjemahan Alkitab di Indonesia (GaPAI), sebuah inisiatif yang didedikasikan untuk menjangkau 173 suku yang hingga kini belum memiliki akses terhadap Firman Tuhan dalam bahasa ibu mereka.
Gerakan Penerjemahan Alkitab di Indonesia (GaPAI) lahir dari kesadaran akan pentingnya Firman Tuhan bagi setiap suku di Indonesia. Dalam konferensi ini, GaPAI menggarisbawahi visi besar mereka: memastikan bahwa pada tahun 2033, seluruh suku di Indonesia sudah memiliki Alkitab dalam bahasa mereka sendiri. Ini bukanlah tugas yang mudah, mengingat tantangan geografis, sosial, dan budaya yang dihadapi. Namun, melalui kesatuan gereja dan semangat kasih Kristus yang memotivasi, mereka optimis bahwa visi ini dapat tercapai. Firman Tuhan yang diterjemahkan ke dalam bahasa hati setiap suku diharapkan mampu membawa perubahan yang mendalam dalam kehidupan masyarakat, memperkuat iman, dan memperdalam pemahaman mereka akan kasih Tuhan.
Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Wakil Ketua I Majelis Pekerja Sinode (MPS) Gereja Protestan Indonesia (GPI) Papua dan perwakilan dari Sekolah Tinggi Teologi (STT) GPI Papua. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan penuh terhadap gerakan ini, serta komitmen yang kuat dari gereja-gereja di Papua untuk turut ambil bagian dalam penuntasan Amanat Agung.
Melalui konferensi misi nasional ini setiap lembaga keagamaan membangun kolaborasi oikumene serta membangun komunikasi dengan lembaga adat dan tokoh kunci yang ada dalam masyarakat adat dengan tujuan membangun paradigma baru tentang Alkitab yang ditulis dalam bahasa ibu memberikan pemakaman bahwa Alkitab yang ditulis kedalam bahasa ibu merupakan nilai-nilai terpenting mengangkat harkat dan martabat dan penghormatan kepada budaya bahasa itu sendiri.