Fak-fak, sinodegpipapua.org - Pendeta adalah pelayan bagi jemaatnya yang dilayani, konteks bergereja di Sinode Gereja Protestan Indonesia Di Papua sebagian besar tersebar pada wilayah pedalaman, yang minim akses jaringan komunikasi seluler bahkan listrik. Belum lagi akses menuju jemaat penuh tantangan, ada sebagian di pulau-pulau dengan jarak tempuh cukup jauh (jalur laut), ada juga yang menyusuri jalan darat dengan kondisi jalan yang tidak memungkinkan. Tetapi mereka terus menjalankan tugas panggilan untuk melayani.
Rutinitas pelayanan boleh ditinggalkan sebentar karena harus mengikuti kegiatan rapat BPS GPI PAPUA dan pelatihan database serta pengelolaan website GPI PAPUA.
Sejenak kami melakukan perjalanan menggunakan peswat terbang, tentu berjumpa dengan model-model informasi yang sebelumnya belum pernah ditemui pada medan gumulan pelayanan di jemaat. Baik informasi tentang pengetahuan, teknologi, teologi, dan perjumpaan dengan sesame rekan pelayan.
Dalam kerangka pikir ini, di Gedung Serba Guna Jemaat GPI Papua Ebenhaezer Klasis Fak-Fak 07-08/03/2019, dalam pembukaan kegiatan Rapat Kerja BPS lewat senyum penuh pengharapan dan haru sambil sedikit menahan isak Tangis Pdt. Izak Iwong, S.Ag dalam kesempatan tersebut menjelaskan secara singkat dalam pidato pembukaannya sebagai pelayan, masih banyak hal yang perlu dibenahi. hal ini mesti dimulai dari menejemen diri yang berbasis prinsip menghambah.
Seiring dengan perkembangan zaman terlihat dengan jelas secara global maupun dalam konteks ber-Indonesia dan Ber-GPI Papua hal ini juga menjadi tantangan gereja ini. Oleh karena itu perlu ditanamkan prinsip pelayanan yang baik dan terarah (Kepemimpinan yang melayani). Tambah Pdt. Izak Iwong, S.Ag penuh harap, bahwa Gereja yang hidup adalah hidup mengabdikan dirinya bagi pelayanan keumatan.
Kegiatan yang berlangsung merupakan momen pembenahan manajemen pelayanan berbasis IT untuk memajukan kelembagaan guna mampu menjawab tantangan bergereja yang semakin kompleks. GPI Papua menjadi gereja yang adaptif tanpa mengabaikan esensi sebagai gereja.
Kurang lebih dua hari kami datang berlatih Manajemen Sistim Informasi Pelayanan (MSIP) GPI Papua berbasis Web, untuk memodelkan pelayanan di era digital. Butuh keseriusan menulis dengan metode jurnalistik dan pemutahiran data pada setiap proses yang berlangsung di Jemaat pelayanan, klasis maupun sinode untuk kemudian dipublikasikan karena menulis adalah cara mengebadikan jejak-jejak pekabaran injil di Tanah Papua.
Penulis : Pdt. Z. Sahureka, M.Psi
Editor : Media center GPI Papua